Jumat, 03 Agustus 2012

PANTAI PANGI KABUPATEN BLITAR: INDAHNYA PANTAI DIPEDALAMAN KABUPATEN BLITAR

PANTAI PANGI KABUPATEN BLITAR

 

Mungkin kalian masih asing dan belum tahu tentang pantai yang satu ini. yaa mungkin karena letaknya yang jauh dari kota Blitar dan daerahnya masih terpencil dan sulit dijangkau. tapi kalian dijamin ga bakal rugi deh kalau mengunjungi pantai yang satu ini. sebenarnya pantai yang satu ini tidak kalah indahnya dengan rivalnya " Pantai Tambakrejo ". hanya saja pantai kecil nan indah ini jarang penduduk dan penjual makanan atau warung jadi mungkin warga sekitar jarang mengunjungi pantai ini. tapi perjalananya pun tidak kalah menarik dan indahnya dari pantai tambakrejo, dengan ditemani pohon-pohon jati yang berada disamping jalan serta hijaunya bukit-bukit yang akan selalu menyejukan perjalan kalian selama menuju kepantai ini, tidak kalah seru dan menariknya waktu kalian menuju kepatai ini kalian akan jalan kaki ke pantainya dari parkiran terdekat. ea mungkin agak jauh sii, tapi jangan kawatir sob, jalan yang agak extrem akan menjadi track kalian (jalan yang menurun, menanjak, berbelok-belok, oh iya yang tambah bikin asik adalah kita juga harus melewati sungai kecil sob tapi dont wory aman koq sob, pokoknya nuansa asli pedesaan bgt dech). dijamin bagi kalian yang mempunyai stres bakal ilang dech. so bagi kalian yang melancong atau sekedar jalan-jalan ke kabupaten blitar jangan lupa wat mampir ke pantai ini ya. untuk sekedar informasi pantai ini terletak di :
KABUTEN BLITAR, Kecamatan BAKUNG, Desa TUMPAK KEPUH.












Kamis, 02 Agustus 2012

TEMPAT PARIWISATA DI PULAU JAWA

Goa Petruk, salah satu goa terindah dan goa alami di Indonesia.

Goa Petruk merupakan salah obyek wisata di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Obyek wisata ini dekat dengan Pantai Logending, di mana lokasinya berada di dukuh Mandayana Desa Candirenggo Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, atau sekitar 4,5 km dari Jatijajar menuju ke arah selatan.
Mendengar nama Petruk, orang tentu akan teringat nama Ponokawan anak Ki Semar yang berbadan tinggi, namun hidungnya sangat mancung. Konon, dalam cerita pewayangan, Petruk ini anak dari lelembut Banaspati yang kemudian diambil anak oleh Ki Semar dan Petruk ini dikenal mempunyai banyak akal.
Sayangnya banyak orang telah mendengar Goa Petruk, tetapi masih enggan untuk mengunjungi obwis tersebut. Cukup beralasan barang kali, memang karena untuk masuk Goa Petruk ini diperlukan persiapan yang cukup. Lagi pula, percuma kalau datang ke Goa Petruk ini hanya mengintip dari mulut Goa Petruk yang menganga cukup lebar.
Perlu diketahui, bahwa di dalam Goa yang mungkin terlihat cukup menakutkan, karena tak ada pijaran atau nyala lampu seperti di Goa Jatijajar, atau Goa lain yang ada di Indonesia. Namun Goa Petruk ini menurut catatan Doktor Koo, seorang pakar Goa dari luar negeri mengatakan, bahwa Goa Petruk ini merupakan Goa terindah di seantero Nusantara.
Untuk itu, pakar Goa ini meminta pada Pemda Kebumen, agar Goa tersebut tetap dijaga kealamiannnya. Bahkan, untuk diterangi dengan listrik, juga tak diperkenankan. Namun pengunjung jangan khawatir, di sini tersedia Guide atau pemandu yang selalu siap mengantar disertai dengan peralatan lampu yang memadai.
Tiga Goa
Goa Petruk ini sebetulnya terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama atau di lantai I hanya terdapat kelelawar yang berterbangan ke sana kemari dan bau kurang sedap. Sedang untuk Goa kedua dalam lokasi tersebut diberi nama Goa Semar.
Dalam Goa inilah kita akan disuguhi dengan pemandangan dari bebatuan yang cukup indah dan mempesona. Bahkan ada yang mengatakan, masuk Goa Petruk laksana melihat alam yang tiada taranya karena terdapat batu stalaktit dan stalagmit yang mempesona dan menyerupai berbagai bentuk.
Sedang goa yang terakhir, disebut Goa Petruk, karena dalam Goa tersebutlah sebetulnya terdapat batu yang mempunyai ujud seperti hidungnya Petruk. Sayang, karena ulah Belanda yang waktu itu melakukan penambangan phosfat, hidung Petruk yang merupakan Logo dari Goa tersebut putus dan kini sudah tak kelihatan lagi.
Tapi bukan itu sebetulnya yang ditawarkan oleh goa tersebut, di mana keindahan goa tersebut bukan hanya dari hidung Petruk yang sangat mancung, tetapi panoramanya yang memang cukup indah. Untuk itu tidak ada salahnya kalau wisatawan bahkan memerlukan waktu berjam-jam berada di Goa Petruk ini.
Batu Payudara
Begitu memasuki mulut goa, dan kita masuk di goa Semar yang dikenal banyak senyum ini, memang goa ini menjanjikan kita untuk kagum dan mengagumi goa tersebut. Tak salah, kalau Diparta Kebumen memberinya nama Goa Semar. Sebab, di goa tersebut orang akan tersenyum kagum melihat stalagtit dan stalagmit yang aneh-aneh.
Batuan yang paling ujung di sini adalah batu yang diberinya nama Batu Payudara, atau orang menyebutnya sebagai batu susu. Tentu nama ini bukan sekedar mencari popularitasnya saja, yakni mengambil nama sedikit porno. Kenyataannya batuan stalagtit ini memang berbentuk seperti putik-putik seorang ibu yang sedang menyusui.
Stalagtit ini bukan satu dua, tetapi jumlahnya puluhan, sehingga orang sampai di ujung Goa Semar (goa kedua) di Goa Petruk ini diingatkan pada masa kanak-kanak, di mana kita semua tentu pernah menyusu pada Ibu dan ASI inilah yang membuat kita tumbuh menjadi remaja dan seterusnya.
Batu Dasi
Kalau kita pernah baca ada petani berdasi, atau ada preman berdasi dan nelayan berdasi, Goa Petruk sebetulnya paling utama mempunyai istilah tersebut, sebab, dalam goa tersebut ada pula batuan yang mirip sekali sebuah dasi, tak aneh bila ada menyebutnya sebagai Batu Berdasi.
Selain berbentuk mirip dasi, nampak seperti goresan lukisan seorang pelukis yang cukup ternama tentunya. Bahkan, mirip ada warna di sana-sini yang membuat keindahan stalagmit batu berdasi ini, nampak sebuah lukisan yang cukup berbobot, sepertinya bekas sebuah sapuan kuas yang begitu rapinya.
Begitu juga dengan Gajah yang kalau di Lampung cukup merepotkan, karena sering merusak tanaman. Untuk itu, Pemda setempat sampai mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk mendirikan sebuah Sekolah Gajah. Tetapi di Goa Petruk ini, terdapat Stalagmit yang menyerupai bentuk Gajah.
Tentu saja, Gajah di sini tidak liar sepertinya di Lampung, sebelum hewan berbelalai panjang ini disekolahkan. Gajah di sini bahkan terlihat nampak indah dan mempesona. Sepertinya, kita memasuki sebuah Kebun Binatang yang khusus hanya untuk hewan Gajah.
Tak apalah, kalau kita tak bisa melihat lagi hidung Petruk di Obwis tersebut. Sebab, kita masih bisa menyaksikan batuan stalagmit yang mirip Ki Lurah Semar dalam cerita pewayangan. Semar yang sebetulnya merupakan perwujudan dari Dewa yang mengejo wantah ini terlihat begitu menawan.
Sendang dan Air Terjun
Semakin kita masuk ke dalam Goa Petruk ini, kita semakin penasaran dengan batuan yang begitu indah. Sebab, di sini terdapat pula batuan yang mirip tempat tidur, atau pelaminan seorang pengantin baru. Ada lagi batu yang menyerupai sebuah lumbung padi, sehingga batuan tersebut di beri nama batu lumbung.
Jangan takut, kalau dalam Goa Petruk ini kita melihat sebuah batu yang mirip sekali dengan sebuah mayat yang tergeletak. Bukan hanya bentuknya, tetapi warna dari batu tersebut memang tampak putih, bak sebuah kain mori yang membungkus sebuah mayat yang siap untuk dimakamkan. Tetapi begitu indah bebatuannya.
Bukan Goa Petruk, kalau tidak menyimpan sejumlah bebatuan yang beraneka ragam bentuk yang begitu menawan, indah dan membuat orang yang melihatnya berdecak-decak kekaguman. Bahkan, membuat orang enggan keluar dari goa tersebut. Bukan tanpa alasan, kaerna dalam goa ini juga dapat terlihat adanya sejumlah sendang dan air terjun yang bahkan airnya mirip busa sabun.
Sambil menikmati bebatuan yang banyak aneka ragam dan bentuknya, telinga kita akan mendengarkan bunyi tik …tik. .. tiiiikkkk, dari air yang jatuh dari langit goa, atau dari bebatuan yang indah, sehingga menambah kenyamanan kita untuk menyaksikan keajaiban Tuhan Pencipta Alam Semesta.
Untuk mengunjungi goa Petruk ini, sebaiknya kita telah mempersiapkan peralatan berupa sepatu dari plastik atau kare, sehingga tidak bisa tembus air. Tetapi, jangan gunakan sepatu yang berhak tinggi yang nantinya akan cukup merepotkan.
Peralatan lain yang perlu dipersiapkan adalah senter yang cukup terang dan topi untuk menghindari benturan. Bila perlu, kita bawa kamera dengan lampu blitz yang baik. Dengan demikian kita bisa menyaksikan keindahan Stalagmit dan Stalaktit Goa Petruk sekaligus diabadikan. Sesampai di rumah, kalai diperlukan, photo-photo Goa Petruk ini bisa dipajang untuk hiasan dinding yang cukup indah.
sumber : kebumenkab.go.id

MAKAM BUNG KARNO

Makam Bung Karno ini terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan wetan Kota Blitar, Jawa Timur. Makam Bung Karno, didampingi pada kiri kanan oleh Makam Ayahanda "R. Soekeni Sosrodihardjo" dan Makam Ibunda "Ida Aju Njoman Rai".
Memasuki Makam ini dimulai dari sebuah gapura Agung yang menghadap ke selatan. Bangunan utama disebut dengan Cungkup Makam Bung Karno. Cungkup Makam Bung Karno berbentuk bangunan Joglo, yakni bentuk seni bangunan jawa yang sudah dikenal sejak dahulu.
Cungkup Makam Bung Karno diberi nama Astono Mulyo. Diatas Makam diletakkan sebuah batu pualam hitam bertuliskan : Disini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan Dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Perpustakaan Bung Karno terletak disebelah selatan menyatu dengan kompleks Makam Bung karno yaitu di Jalan Kalasan no. 1 Blitar. Perpustakaan Proklamator Bung Karno dikelola oleh Perpustakaan Nasional RI melalui UPT Perpusta kaan Proklamator Bung Karno (PPBK) di Kota Blitar.
Disamping bangunan Perpustakaan, PPBK ini diisi dengan 2 karya seni, yang berupa Patung Bung Karno yang terletak di tengah gedung A lantai 1, serta dinding relief berisi perjalanan hidup Bung Karno yang membentang di pinggir kolam dari arah perpustakaan ke arah makam.
Peringatan Haul Bung Karno selain acara peringatan hari meninggalnya Bung Karno sejak 21 Juli 1970, juga menjadi wahana untuk menteladani perjuangan dan ajaran Bung Karno. Acara puncak perayaan itu berlangsung di Rumah Gebang Istana Gebang atau Ndalem Gebang merupakan rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno.
Istana ini bertempat di jl. Sultan Agung no. 69, Biltar. Sebagaimana acara haul Bung Karno dari tahun ke tahun selain di Istana Gebang Acara tersebut juga diselenggarakan di kompleks Makam Bung Karno yang dilanjutkan acara tabur bunga pada pagi harinya.
dikutip dari: http://id.merbabu.com/jiarah/makam_bung_karno.html

CANDI BOROBUDUR

Sejarah Candi Borobudur

Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga yang berasal dari wangsa atau dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 M dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari Samaratungga. Sedangkan arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-temurun bernama Gunadharma.
Candi BorobudurKata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis yang lebih tua yang memberi nama Borobudur pada candi ini. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini adalah kitab Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di kitab tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut Buddha.
Arti nama Borobudur yaitu "biara di perbukitan", yang berasal dari kata "bara" (candi atau biara) dan "beduhur" (perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadat penganut Buddha.
Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.
Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya yang besar terhadap sejarah Jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena mempertimbangkan bangunan yang sudah rapuh dan bisa runtuh, maka Cornelius melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut termasuk beberapa gambar. Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai orang yang memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar pada masa penjajahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu pada tahun 1963, keluar keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran Candi Borobudur dengan bantuan dari UNESCO. Namun pemugaran ini baru benar-benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses pemugaran baru selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai World Heritage Site atau Warisan Dunia oleh UNESCO.

Candi Borobudur

Arsitektur Candi BorobudurCandi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Yogyakarta. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap stupa terdapat patung Buddha. Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Buddha yaitu sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha di nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh stupa utama di tingkat paling atas. Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala yang menggambarkan kosmologi Buddha dan cara berpikir manusia.
Di keempat sisi candi terdapat pintu gerbang dan tangga ke tingkat di atasnya seperti sebuah piramida. Hal ini menggambarkan filosofi Buddha yaitu semua kehidupan berasal dari bebatuan. Batu kemudian menjadi pasir, lalu menjadi tumbuhan, lalu menjadi serangga, kemudian menjadi binatang liar, lalu binatang peliharaan, dan terakhir menjadi manusia. Proses ini disebut sebagai reinkarnasi. Proses terakhir adalah menjadi jiwa dan akhirnya masuk ke nirwana. Setiap tahapan pencerahan pada proses kehidupan ini berdasarkan filosofi Buddha digambarkan pada relief dan patung pada seluruh Candi Borobudur.
Bangunan raksasa ini hanya berupa tumpukan balok batu raksasa yang memiliki ketinggian total 42 meter. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Bagian dasar Candi Borobudur berukuran sekitar 118 m pada setiap sisi. Batu-batu yang digunakan kira-kira sebanyak 55.000 meter kubik. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar Candi Borobudur. Batu-batu ini dipotong lalu diangkut dan disambung dengan pola seperti permainan lego. Semuanya tanpa menggunakan perekat atau semen.
Sedangkan relief mulai dibuat setelah batu-batuan tersebut selesai ditumpuk dan disambung. Relief terdapat pada dinding candi. Candi Borobudur memiliki 2670 relief yang berbeda. Relief ini dibaca searah putaran jarum jam. Relief ini menggambarkan suatu cerita yang cara membacanya dimulai dan diakhiri pada pintu gerbang di sebelah timur. Hal ini menunjukkan bahwa pintu gerbang utama Candi Borobudur menghadap timur seperti umumnya candi Buddha lainnya.

Perayaan Waisak di Borobudur

Setiap tahun pada bulan purnama penuh pada bulan Mei (atau Juni pada tahun kabisat), umat Buddha di Indonesia memperingati Waisak di Candi Borobudur. Waisak diperingati sebagai hari kelahiran, kematian dan saat ketika Siddharta Gautama memperoleh kebijaksanaan tertinggi dengan menjadi Buddha Shakyamuni. Ketiga peristiwa ini disebut sebagai Trisuci Waisak. Upacara Waisak dipusatkan pada tiga buah candi Buddha dengan berjalan dari Candi Mendut ke Candi Pawon dan berakhir di Candi Borobudur.
Pada malam Waisak, khususnya saat detik-detik puncak bulan purnama, penganut Buddha berkumpul mengelilingi Borobudur. Pada saat itu, Borobudur dipercayai sebagai tempat berkumpulnya kekuatan supranatural. Menurut kepercayaan, pada saat Waisak, Buddha akan muncul secara kelihatan pada puncak gunung di bagian selatan.

Borobudur

Saat ini, Borobudur telah menjadi obyek wisata yang menarik banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Selain itu, Candi Borobudur telah menjadi tempat suci bagi penganut Buddha di Indonesia dan menjadi pusat perayaan tahunan paling penting penganut Buddha yaitu Waisak.
Borobudur menjadi salah satu bukti kehebatan dan kecerdasan manusia yang pernah dibuat di Indonesia. Borobudur menjadi obyek wisata dan budaya utama di Indonesia selain Bali dan Jakarta. Setelah mengunjungi Borobudur, Anda bisa juga mengunjungi desa di sekitarnya seperti Karanganyar yang memiliki beberapa obyek wisata menarik.

 
 


 dikutip dari : http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi-borobudur.html